Digital foreigners |
Menurut CEO Bukalapak.com, Achmad Zaky, dalam sebuah diskusi baru-baru ini, Internet bisa memberikan kenaikan pendapatan kepada sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Mereka yang melek teknologi digital diperkirakan terdongkrak pendapatannya hingga dua kali lipat.
Urban Indonesia termasuk penyokong ide melek teknologi digital untuk mendukung ekonomi kreatif Indonesia.
Jika istilah kerennya dahulu literasi digital, mungkin sekarang istilah yang lebih baru adalah inklusi digital atau digital inclusion. Intinya tetap sama, bagaimana membuat solusi digital menggandakan produktivitas dan membuang inefisiensi dalam pemenuhan kebutuhan hidup kita.
Lebih dari sekedar ide, Urban Indonesia juga terobsesi untuk membantu usaha skala mikro, kecil, dan menengah dalam memanfaatkan teknologi digital untuk kepentingan promosi dan pemasaran usaha. Caranya dengan membuat portofolio berbasis web di Blogger milik Google (aka nama perusahaannya sekarang Alphabet). Blogger dipilih berdasarkan pengalaman bereksperimen dengan Blogger untuk berbagai tujuan, mulai dari portofolio produk, online store, pajangan karya seni, web untuk reuni, garage sale, galery foto travel untuk Group, blog berbasis member, situs berita, dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga pengalaman membantu beberapa teman dalam membangun web profesional mereka.
Sejauh ini, yang dipergunakan adalah Blogger versi gratis alias Blogspot sebagai 'rumah'nya. Blogger menyediakan nilai kebebasan untuk mengotak-atik tampilan sembari kemungkinan tak terbatas untuk belajar sedikit mengenai jenis-jenis kode yang digunakan, tanpa harus menjadi terlampau teknis. Ibarat restoran, kita diperkenankan masuk ke dapur dan berkotor-kotor tangan. Justru dengan begitu, pengalaman berkotor-kotor akan membuat kita pintar karena kita tahu proses bagaimana membuat masakan yang lezat serta mempersiapkan sajian yang menarik. Sulitkah itu? Tentu tidak. Belajar dari tutorial para master Blogger terdahulu yang umumnya murah hati dalam berbagi ilmu, ditambah dengan bejibun tutorial yang tersebar di Internet, tidak lah sulit untuk meracik dan meramu serta menghias di dapur Blogger untuk mendapatkan sajian tampilan yang ciamik.
Selain itu, Blogger juga menyediakan 'rumah'nya untuk meletakkan semua file dan data dengan kapasitas 15 giga. Cukup besar, bukan? Rumah di Blogger cukup aman dan nyaman asal taat aturan Blogger. Amannya adalah masa aktifnya atau uptimenya hampir dijamin 100 persen karena ia tidak kenal downtime seperti umumnya terjadi pada penyewaan rumah berbayar (baca: web hosting) yang terkadang harus down karena ada maintenance server. Kok bisa? Ya, karena Blogger ikut layanan server Google.Tidak pernah ada cerita sejauh ini server Google down kan?
Jika merasa kurang nyaman dengan standar keamanan Blogger, pun kita tetap bisa memakai layanan two-step verification login, meskipun dijamin lumayan menyulitkan diri sendiri. Ribet, asli!
Belum lagi, memiliki 'rumah' di ekosistem atau lingkungan milik Alphabet/Google berarti juga mendapatkan fasilitas untuk berkoneksi dengan layanan lain, sebut saja Youtube, Google Search Engine, Google Doc, Google Mail, Google Drive.
Urusan Search Engine Optimization, agar materi web kita gampang ditemukan saat orang mencari kata kunci di mesin pencari Google, misalnya, bisa jadi terbantu dengan hubungan kekeluargaan dengan Google. Suka tidak suka, Google masih merupakan mesin pencari nomor satu di dunia hingga saat ini. Menilik ikhtisar trafik Urban Indonesia, ternyata memang sebagian besar pengunjung berasal dari mesin pencari. Jadi, sekali lagi memilih rumah yang gampang ditemukan cukup penting.
Lain lagi, urusan tampilan video. Tidak perlu repot mengurangi space di kapasitas server yang terbatas karena menyimpan file video yang besar. Tinggal upload di Youtube dan benamkan kode Youtube ke web Blogger. Selesai urusan.
Blogger juga memungkinkan, tentu dengan sedikit upaya tambahan, menikmati berbagai layanan secara gratis, dengan layanan berbayar premium. Blogger juga cukup bisa bergaul dengan banyak teman (aplikasi pihak ketiga) untuk mengatasi berbagai keterbatasan. Untunglah sejauh ini, Urban Indonesia telah banyak belajar menemukan berbagai jalan memutar dalam mengatasi keterbatasan yang ada, dalam semangat Harga Kaki Lima, Layanan Bintang Lima :).
Menekan biaya memang menjadi concern utama bagi mereka yang mau mencoba usaha atau bereksperimen, tanpa ketakutan harus kehilangan banyak uang yang bisa diinvestasikan ke hal-hal lain yang lebih prioritas dan krusial.
Meskipun setelah melewati berbagai kegagalan dalam membangun web, akhirnya tentu tetap akan ada biaya yang harus dibayar, tetapi biaya itu adalah pengeluaran yang minimum dan layak serta masuk akal.
Tanpa basa basi, Urban Indonesia akan dengan senang hati membantu membangun web mereka-mereka yang berniat membangun usaha lewat dunia digital secara profesional. Syaratnya, semangat besar dan kemauan belajar.