Di jagat Internet, dunia tampak semakin rata. Tidak heran, sejalan dengan berkembangnya konektivitas, akses terhadap pengetahuan mutakhir juga dinikmati oleh lebih banyak pengguna Internet. Sekitar 2000 anak muda Banyuwangi mengikuti pelatihan Internet Marketing di GOR Tawangalun pada hari Minggu, 5 April 2015.
Pelatihan diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam rangka mendorong kreativitas anak muda dalam memanfaatkan teknologi internet, terutama untuk kegiatan ekonomi produktif. Pelatihan diikuti oleh anak muda yang sudah mulai merintis bisnis (start-up business) dan anak muda yang belum mulai bisnis tapi mempunyai kemauan kuat untuk berwirausaha.
Pelatihan internet marketing ini akan membuka wawasan generasi muda Banyuwangi untuk berani memulai sebuah usaha. Selain teknik internet marketing, materi dasar kewirausahaan (entrepreneurship) juga diberikan oleh para praktisi.
“Kami ingin mengubah mindset anak muda bahwa pekerjaan itu tidak harus selalu dicari, tapi kita sendiri pun bisa menciptakan. Apalagi dengan teknologi internet, pemasaran produk dan jasa menjadi lebih mudah,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Anas mengatakan, saat ini jumlah pengguna internet (netizen) terus meningkat. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet (netizen) di Indonesia mencapai 88,1 juta pengguna hingga akhir 2014.
Tren belanja melalui internet juga terus meningkat. Berdasarkan riset Brand & Marketing Research (BMI), saat ini diperkirakan 24 persen pengguna internet di Indonesia adalah mereka yang suka belanja online. Rata-rata pengeluaran mereka dalam berbelanja online setiap tahunnya mencapai Rp 825.000. Tahun 2014 nilai transaksi belanja online di Indonesia Rp 21 triliun, dan tahun ini diprediksi naik dua kali lipat hingga hampir Rp50 triliun.
"Pasar utama pemasaran produk dan jasa berbasis internet adalah kelas menengah yang melek teknologi. Berdasarkan data Bank Dunia, kelas menengah di Indonesia yang mengeluarkan dana konsumtif Rp 60.000-300.000 per hari ada 44 juta orang, yang mengeluarkan dana Rp30.000-60.000 per hari ada 107 juta orang. Ini pasar yang besar, karena itu kami dorong anak muda Banyuwangi untuk memanfaatkannya," jelas dia.
Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi, Wawan Yadmadi, menambahkan, dengan pemasaran berbasis internet, penyebaran produk dan jasa bisa semakin mudah. "Termasuk pemasaran untuk paket-paket wisata di Banyuwangi yang kini sedang banyak diminati. Saya melihat hampir semua pemasaran wisata oleh agen perjalanan di Banyuwangi sudah berbasis internet, tinggal ditingkatkan kualitas dan strateginya," ujarnya.
Dalam pelatihan internet marketing ini, semua bisa langsung praktik langsung belajar cara memasarkan produk dan jasa lewat internet.
"Para peserta dikenalkan aplikasi apa saja yang bisa dipakai untuk menemukan pasar potensial, cara mendesain, pentingnya pembuatan website, hingga strategi pemasaran online, termasuk mengintegrasikannya dengan media sosial seperti Facebook dan Twitter. Ini penting karena pengguna Twitter di Indonesia sudah mencapai 50 juta dan pengguna Facebook 69 juta," jelas Wawan.
Dia mengatakan, pelatihan internet marketing ini juga sebagai salah satu cara untuk menjawab masalah ketersediaan lapangan pekerjaan di daerah. Sebab ketersediaan lapangan kerja diakui belum sebanding dengan jumlah lulusan sarjana yang membutuhkan pekerjaan setiap tahunnya. “Kalau satu anak muda berwirausaha bisa membuka lapangan kerja bagi 5 orang, maka kalau ada seratus anak muda sudah 500 orang yang mendapat pekerjaan. Cara-cara seperti ini akan terus kita dorong,” pungkas Wawan.
Pelatihan diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam rangka mendorong kreativitas anak muda dalam memanfaatkan teknologi internet, terutama untuk kegiatan ekonomi produktif. Pelatihan diikuti oleh anak muda yang sudah mulai merintis bisnis (start-up business) dan anak muda yang belum mulai bisnis tapi mempunyai kemauan kuat untuk berwirausaha.
Pelatihan internet marketing ini akan membuka wawasan generasi muda Banyuwangi untuk berani memulai sebuah usaha. Selain teknik internet marketing, materi dasar kewirausahaan (entrepreneurship) juga diberikan oleh para praktisi.
“Kami ingin mengubah mindset anak muda bahwa pekerjaan itu tidak harus selalu dicari, tapi kita sendiri pun bisa menciptakan. Apalagi dengan teknologi internet, pemasaran produk dan jasa menjadi lebih mudah,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Anas mengatakan, saat ini jumlah pengguna internet (netizen) terus meningkat. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet (netizen) di Indonesia mencapai 88,1 juta pengguna hingga akhir 2014.
Tren belanja melalui internet juga terus meningkat. Berdasarkan riset Brand & Marketing Research (BMI), saat ini diperkirakan 24 persen pengguna internet di Indonesia adalah mereka yang suka belanja online. Rata-rata pengeluaran mereka dalam berbelanja online setiap tahunnya mencapai Rp 825.000. Tahun 2014 nilai transaksi belanja online di Indonesia Rp 21 triliun, dan tahun ini diprediksi naik dua kali lipat hingga hampir Rp50 triliun.
"Pasar utama pemasaran produk dan jasa berbasis internet adalah kelas menengah yang melek teknologi. Berdasarkan data Bank Dunia, kelas menengah di Indonesia yang mengeluarkan dana konsumtif Rp 60.000-300.000 per hari ada 44 juta orang, yang mengeluarkan dana Rp30.000-60.000 per hari ada 107 juta orang. Ini pasar yang besar, karena itu kami dorong anak muda Banyuwangi untuk memanfaatkannya," jelas dia.
Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi, Wawan Yadmadi, menambahkan, dengan pemasaran berbasis internet, penyebaran produk dan jasa bisa semakin mudah. "Termasuk pemasaran untuk paket-paket wisata di Banyuwangi yang kini sedang banyak diminati. Saya melihat hampir semua pemasaran wisata oleh agen perjalanan di Banyuwangi sudah berbasis internet, tinggal ditingkatkan kualitas dan strateginya," ujarnya.
Dalam pelatihan internet marketing ini, semua bisa langsung praktik langsung belajar cara memasarkan produk dan jasa lewat internet.
"Para peserta dikenalkan aplikasi apa saja yang bisa dipakai untuk menemukan pasar potensial, cara mendesain, pentingnya pembuatan website, hingga strategi pemasaran online, termasuk mengintegrasikannya dengan media sosial seperti Facebook dan Twitter. Ini penting karena pengguna Twitter di Indonesia sudah mencapai 50 juta dan pengguna Facebook 69 juta," jelas Wawan.
Dia mengatakan, pelatihan internet marketing ini juga sebagai salah satu cara untuk menjawab masalah ketersediaan lapangan pekerjaan di daerah. Sebab ketersediaan lapangan kerja diakui belum sebanding dengan jumlah lulusan sarjana yang membutuhkan pekerjaan setiap tahunnya. “Kalau satu anak muda berwirausaha bisa membuka lapangan kerja bagi 5 orang, maka kalau ada seratus anak muda sudah 500 orang yang mendapat pekerjaan. Cara-cara seperti ini akan terus kita dorong,” pungkas Wawan.
Sumber: Pemkab Banyuwangi